Kamis, 19 Maret 2009

Sejarah Perkembangan Internet

internet

internet

Pada awalnya Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).


Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 3 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Daftar Kejadian Penting Dalam Perkembangan Internet

Tahun Kejadian
1957

Uni Soviet (sekarang Russia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.

1958

Sebagai buntut dari “kekalahan” Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah teknologi komputer.

1962

J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.

Awal 1960-an Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.
Pertengahan 1960-an

ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan “Cooperative Networking of Time-sharing Computers“, dengan hanya empat buah host komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.

1965 Istilah Hypertext dikeluarkan oleh Ted Nelson.
1968 Jaringan Tymnet dibuat.
1971

Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.

1972

Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai Bapak Internet.

1972-1974

Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melalui jaringan dial-up.

1973

ARPANET ke luar Amerika Serikat pada tahun ini, anggota ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.

1974

Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel “A Protocol for Packet Network Interconnection“.

Bolt, Beranet & Newman (BBN), perusahaan kontraktor untuk ARPANET, membuka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telnet, yang merupakan layanan paket data publik pertama.

1977 Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.
1978

Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).

1979

Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis. Di tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.

Awal 1980-an

Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup manusia. Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang terhubung. Layanan BITNET (Because It’s Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.

1982

Istilah “Internet” pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protocol universal untuk jaringan tersebut. Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut. Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.

1983

BSD UNIX release 4.2 menggunakan TCP/IP.

1984

Domain Name Service (DNS) mulai lahir.

1986

NSFNET dilahirkan dengan kecepatan backbone 56Kbps.

1988

Sebuah “Internet Worm” berhasil melumpuhkan Internet, sekitar 6000 host terkena akibatnya.

1989

Jumlah Internet host melewati batas 100.000.

Tim Berners-Lee dari CERN menyirkulasikan proposalnya yang berjudul “Information Management: A Proposal”.

1990

DoD menghentikan ARPANET.


Dikembangkan sebuah program WWW, sebuah WYSIWYG browser, dan editor.

1991

Brewster Kahle mengembangkan Wide Area Information System (WAIS).


Paul Linder dan Mark McCahill meluncurkan Gopher.


Phillip Zimmerman meluncurkan Pretty Good Privacy (PGP).


CERN meluncurkan library WWW.

1992

Jumlah Internet host melampaui 1.000.000.


Sebuah WWW browser yang bernama Viola diluncurkan oleh Pei Wei.

1993

Versi pertama Mosaic yang dikembangkan oleh Marc Andreesen dikeluarkan oleh NCSA.

1994

Pizza hut online, merupakan contoh pertama aplikasi komersial internet.


First Virtual menjalankan “CyberBank” yang pertama.

1995

NFS tidak lagi menggratiskan pendaftaran domain. Domain mulai membayar $50/tahun.

April 2000

Stok di Nasdaq jatuh, mengakibatkan kerugian jutaan dolar.

  • Perkembangan Internet di Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio” di akhir tahun 1990 dan awal tahun 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.

Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.

Di tahun 1986-1987 yang merupakan awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto merupakan pionir di kalangan pelaku radio amatir Indonesia yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and forward.

  • Profile beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994.

  1. RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) merupakan motor dibalik operasional Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke Internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang pertama Country Code Top Level Domain yang dikemudian hari dikenal sebagai IDNIC

  2. Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amateur Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K. Arief, Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

  3. Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT di tahun 1993-1998.

  4. Robby Soebiakto YB1BG yang waktu itu bekerja di PT. USI IBM Jakarta merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data radio paket yang kemudian mendorong ke arah TCP/IP. Teknologi radio paket TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994.

  5. Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa kepemimpinan Bapak Menteri Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.

  6. Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway radio paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.

Senin, 16 Maret 2009

internet sederhana

Mengamankan Wireless Access Point



Pengunaan jaringan wireless semakin menjamur. Di mana-mana dapat kita lihat bertebaran tower wireless access point. Tapi penggunaan jaringan wireless memberikan dampak negatif, yakni terbukanya jaringan untuk bisa diakses semua orang yang berada di area cakupan sinyal wireless kita. Bagaimanakah cara mengamankan access point agar bandwidth tidak bocor ketangan orang yang tidak berhak?


Access Point (AP) seumpama hub atau switch pada jaringan kabel LAN. Fungsinya untuk menghubungkan banyak client dengan topologi jaringan tipe star. Artinya kita membantuk jaringa komputer dari banyak client yang menggunakan radio yang dihubungkan dengan satu atau lebih AP.

Pembicaraan kita kali ini dengan asumsi kita akan membagi jaringan internet (misalnya dari Speedy) lewat jaringan wireless hanya untuk client tertentu saja. Jadi kita harus mengusahakan agar client yang tidak berhak tidak dapat mengakses jaringan wireless kita.

Ada dua pendekantan yang bisa digunakan, yakni:
1. menggunakan sistem login ticket.
2. melakukan blocking client wireless.

Pendekatan pertama sering digunakan di area hotpsot berbayar atau sistem tiket. Client yang ingin konek ke internet (misal membawa laptop yang ada wirelessnya) harus membeli semacam tiket yang berisi username dan password. Setelah itu baru bisa konek sesuai waktu yang disediakan. Cara ini mudah dan praktis kalau ingin membuat hotspot yang clientnya tidak tetap atau berubah-ubah sesuai kebutuhan. Kelemahannya sistem ini mudah dihacking dengan wardriving menggunakan berbagai macam tool untuk membuka jaringan wireless.

Pembahasan kita difokuskan pada pendekatan kedua, yakni blocking ditingkat client. Misalnya kita akan membuat ISP kecil-kecilan dengan berlangganan Speedy Unlimited terus disharing lewat jaringan wireless ke client-client yang telah terdaftar. Skema jaringan sebagai berikut:


Teknik mengamankan AP agar dapat konek hanya oleh client tertentu saja adalah:
1. Sembunyikan SSID
2. Gunakan nama SSID yang acak dan panjang
3. Gunakan Enkripsi
4. MAC Address Filter
5. ubah Mac Default
6. Gunakan IP Statik dan Range IP tertentu
7. Isolasikan Client
8. Kunci settingan radio client dengan password

Caranya:
1. Sembunyikan SSID (Hide SSID)
SSID adalah nama jaringa yang di broadcast oleh AP dan client agar dapat saling konek. Artinya hanya client yang mengatahui atau mempunyai SSID yang sama dengan AP saja yang dapat konek ke jaringan. Jadi, agar hanya client yang terdaftar saja bisa konek maka kita harus menghidden SSID dari AP. Caranya dengan mengubah settingan di AP yang bisa diakses lewat web. Misal untuk AP Linksys WRT54GL yang udah diupgrade firmwarenya pakai DD-WRT maka setingan hide SSID bisa ditemukan di menu "Wireless" => "Basic Setting" trus disable "Wireless SSID Broadcast". Untuk AP merk lainnya lainnya maka cara mengubahnya intinya sama saja. Jika SSID kita hidden maka jaringan kita di tool wireless client tidak akan muncul atau terbaca. Memang ada sih tool untuk memecahkan SSID tapi tool ini jalan di Linux dan harus menggunakan chipset wireless tertentu yang built in di motherboard. Tapi langkah ini merupakan pertahanan pertama yang sangat efektif untuk mencegah kalangan pemula dan menengah agar tidak bisa seenaknya konek ke jaringan kita.



2. Gunakan nama SSID yang Acak dan Panjang
SSID atau Service set identifier merupakan nama pengenal network yang panjangnya maksimal 32 karakter yang dapat terdiri dari a-z, A-Z, 0-9, tanda baca dan laiin karakter. Agar sekuriti jaringan kita maksimal - setelah dihidden - selanjutnya buatlah nama SSID sepanjang 32 karakter acak. Untuk mendapatkan karakter acak bisa masuk ke http://www.random.org/strings. misal: SSID kita buat "speednet_8vb01F1UZDbtRglFcDCcvj" . Artinya jaringan ISP kita namakan Speednet (sekedar nama aja) trus kita tambah karakter acak sampai sejumlah 32 buah yang terdiri dari huruf dan angka. Hal ini untuk mencegah hacking jaringan menggunakan tool yang mencoba memecahkan kombinasi SSID kita. Bayangkan 62 pangkat 32 berarti ada 10 pangkat 57 kombinasi.

3. Gunakan Enkripsi
Setiap AP saat ini telah dilengkapi dengan teknik enkripsi (mengacak data) jaringan yang canggih. Mulia dari WEP yang sederhana sampai dengan WPA yang canggih. Untuk lebih aman gunakan WPA dengan key 64 karakter. Memang AP modern saat ini, selain WEP dan WPA masih ada menyediakan jenis enkripsi lain. Tapi harus diingat, tidak semua radio client dapat mendukung teknik enkripsi terbaru. Menurut pengalaman kami, WPA telah tersedia di radio client dari harga 400 ribuan sampai yang mahal-mahal. Kembali diingat, gunakan key yang maksimum (64 karakter) dan harus terdiri dari huruf dan angkan acak. misalnya:
" Y0SgVsDNwrlDVV5G5JYcan2JaMnEabVKkyHHB6pEk4xCpTBIP3rfHNpHgvOiVaZx ". Tapi ingat kita harus mencatat SSID acak dan key acak ini karena tidak mungkin menghafalnya.

4. Filter Mac Address
Setelah client memakai SSID dan Key enkripsi yang sama dengan AP, maka teknik pertahanan kita selanjutnya menggunakan filter mac address client. Bila fitur ini kita aktifkan di AP maka hanya client yang terdaftar macnya saja yang bisa konek di AP kita. Untuk itu cari AP yang menyediakan tabel filter yang jumlahnya sesuai kebutuhan kita. Misalnya Linksys WRT54Gl dengan DD-WRT firmware, menyediakan tabel filter sejumlah 128 buah. Kalau Senao AP biasanya sekitar 20 buah filter saja.


5. Ubah MAC Address Default
Biasanya Mac Address default bawaan pabrik bisa diubah. MAC memiliki macam-macam awalan tergantung pabrikan yang memproduksi. Misal radio merk Senao menggunakan awalan MAC yakni 00:02:6F:xx:xx:xx dan sebagainya. Karena kunci agar kita membedakan client cuma IP dan MAC maka kita harus mengubah MAC default client dengan mac lain yang jarang digunakan. Misalnya kita ubah menjadi 00:40:01:xx:xx:xx yang berasal dari tipe pabrik Zyxsel yang jarang dipakai di Indonesia. Guna lainnya untuk keseragaman, misal kita site survey ternyata ada mac yang selain kelompok tadi berarti jelas dia radio yang tidak terdaftar mencoba masuk.

6. Gunakan IP Statik dan Range IP tertentu
Setelah radio client di set SSID dan Key Enkripsi yang sama dengan AP, syarat lain bisa konek adalah menggunakan IP yang valid dan tidak konflik dengan IP yang ada. Memang ada cara praktis dan simpel, yakni menggunakan DHCP Server agar setiap client otomatis mendapatkan IP yang tersedia. Tapi cara ini bermasalah jika masing-masing client mendapatkan jatah kecepatan / bandwith yang berbeda-beda. Kunci pembeda bandwith manager hanya berdasarkan MAC atau IP, jadi sebaiknya gunakan IP statik dengan cara nonaktifkan DHCP server. Selanjutnya gunakan range IP untuk client yang beda dari biasanya. Range IP yang umum (entah kenapa selalu dipakai di buku panduan wireless) adalah 192.168.x.x. Coba kita gunakan range IP 10.20.30.x dengan x sebanyak jumlah client. misal untuk client 32 orang kita gunakan 1 range IP dari 10.20.30.101 - 10.20.30.132. Hindari range dari 10.20.30.1 - 10.20.30.32 karena terlalu umum dan mudah ditebak. atau gunakan ip yang acak jangan dalam range tertentu. Terserah kreasi anda. Tapi ingat, IP yang kita gunakan harus bersifat private artinya hanya berlaku di dalam network kita saja dan harus di "nat" di dalam router.

7. Isolasi Client
Kekacauan jaringan selain dari luar bisa juga disebabkan dari client kita sendiri. Misalnya kita telah membagi bandwidth yang berbeda untuk macam-macam client sesuai IP address mereka. Akibatnya client mencoba mengubah IP mereka sendiri untuk mendapatkan bandwidht yang lebih besar. Bisa dengan coba-coba atau mereka menggunakan tool IP Scanning yang canggih. Tanda terjadinya kekacauan ini adalah timbulnya "IP Address Conflict". Untuk mencegahnya kita harus mengisolasi client, artinya sesama client tidak bisa saling scan IP. Bagi yang menggunakan AP merk Linksys WRT54Gl dengan DD-WRT maka bisa diaktifkan "AP Isolation" di menu: "Wireless" => "Advanced Settings". Untuk AP merk lain coba cari sendiri, kalau belum ada coba upgrade firmware AP tsb. Kalau masih belum ada ya terpaksa mencari AP merk lain yang menyediakan fasilitas ini.

8. Kunci Settingan Radio Client dengan Password
Kami pernah mengalami kebobolan jaringan wireless yang disebabkan adanya kerjasama pembobol dengan orang dalam (client). Modus nya, pembobol mendapatkan SSID dan key serta mac dan IP yang valid dari client. Hal ini terjadi karena settingan radio client tidak dikunci sehingga bisa dlilihat. Untuk mencegahnya maka ubah password radio client dari default ke passwrod yang hanya diketahui oleh teknisi.

TIPS:
1. Jangan lupa membuat catatan yang lengkap tentang data-data radio client. Misalnya nama client, merk radio, password setingan, MAC address, IP Address dan lainnya. Kalau dokumentasi kita jelek, maka akan terjadi masalah, misal lupa password masuk untuk menyeting radio client, kan bisa berabe dan harus di hard reset alias naik ke tiang radio.
2. Sering-sering site survey radio client
3. Sering-sering site survey AP di sekeliling kita.
4. Untuk aman dan mudahnya, masukan file settingan SSID, Key, MAC, IP kedalam file CD Room. Jangan flashdisk karena jika kita colokan di komp client ada kemungkinan terkena virus. Dan tentu saja CD room ini harus kita amankan dan rahasiakan. Karena jika bocor, maka butuh waktu berminggu-minggu untuk mengubah setingan dari AP hingga keliling mengubah setingan radio client (terkadang harus naik tower client karena radionya ngadat menolak di reset). he.he.he....

Itu saja saran dari saya semoga bermanfaat...kalau ada kritik dan saran atau tambahan bisa langsung dikommen aja. Semoga Tetap Aman AP-nya.

Perancangan Sistem Minimum berbasis Mikroprosesor 8088




Abstract

This issue is about " Minimum System Design " using Microprocessor 8088 for Monitoring System or Data Detection, which in further application this system can be expended for waste radioactive monitoring system, materials pollution detection system or Telemetry System.

In this issues the Microprocessor 8088 has been choused for data processing and here we will describes.

Intisari

Pada tulisan kali ini Penulis akan mengupas perancangan sistem minimum untuk sistem Monitoring atau sistem deteksi data, dimana dalam pengembangan aplikasi lebih lanjut dapat digunakan untuk monitoring limbah radioaktif dan deteksi bahan-bahan polutan atau bahan lainnya yang berbahaya, disamping itu sistem ini dapat digunakan untuk sistem Telemetri, tentunya dengan beberapa desain tambahan.

Pada sistem minimum ini akan digunakan komponen Mikroprosesor 8088 untuk pemroses datanya dan akan diuraikan secara teknis cara kerja dari Mikroprosesor 8088 baik dari segi "software" secara umum mulai dari transfer data,pengalamatan, eksekusi data dan lain sebagainya maupun segi hardware sebagai sebuah komponen serta unjuk kerja Mikroprosesor 8088 setelah dipadukan dalam suatu sistem.

Pendahuluan

Central Processing Unit (CPU) 8088

Mikroprosesor 8 bit yang dibuat dengan teknologi HMOS (High Performance Metal Oxide Semiconductor). Mikroprosesor 8088 memiliki sifat yang unik yaitu mampu mengakses lokasi memori sampai 1.024.576 byte (1 Mbyte), padahal instruksi-instruksinya hanya mengijinkan operasi dan manipulasi alamat 16-bit. Hal ini dimungkinkan karena mikroprosesor 8088 memiliki 4 segmen register 16-bit yang dapat digunakan untuk memanipulasi pengalamatan.

Prosesor 8088 dapat dioperasikan dalam 2 mode, yaitu mode minimum dan mode maksimum. Pada perancangan ini digunakan mode minimum dengan pertimbangan pada kesederhanaan dan hanya 1 (satu) prosesor yang dioperasikan. Gambar – 1 menunjukan arsitektur internal 8088, yang (Korespondensi adalah staff Peneliti dari Puslitbang TELKOMA-LIPI , Jl.Cisitu No.21/154D Bandung 40135)

berdasarkan fungsi-nya dibagi dalam 2 (dua) unit yaitu : Bus Interface Unit (BIU) dan Execution Unit (EU).

  • Bus Interface Unit (BIU), berfungsi menangani seluruh transfer data dan alamat untuk bagian eksekusi, mulai dari mengirim alamat, mengambil instruksi dari memori, membaca data dari memori atau port dan menuliskan data ke port atau memori.
  • Execution Unit (EU), berfungsi memberitahu Bus Interface Unit (BIU) dimana data dan instruksi harus diambil, men-dekode instruksi dan mengeksekusi instruksi.

Register CPU 8088.

Pada CPU 8088 ini memiliki 14 register 16-bit. Adapun register-register tersebut diklasifikasikan dalam :

  • Register Data, terdiri atas 4 register.
  • Register Index dan Pointer, terdiri atas 4 register.
  • 4 Segment Register.
  • Instruction Pointer dan Sebuah Register Flag.
Register data terdiri atas : AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH dan DL yang mana register-register tersebut digunakan untuk menyimpan data 8-bit atau secara berpasangan dipakai untuk menyinpan data 16-bit. Bentuk pasangan yang diijinkan dalam register data adalah :
  • AH dan AL membentuk AX, sebagai Accumulator untuk menyimpan salah satu nilai yang akan dioperasikan oleh Arithmatic Logic Unit (ALU) dan tempat menerima hasil operasi tersebut.
  • BH dan BL membentuk BX, sebagai Base Register dalam pengalamatan.
  • CH dan CL membentuk CX, digunakan untuk pencacah pada instruksi tertentu.
  • DH dan DL membentuk DX, untuk menyimpan alamat I/O bila CPU mengakses peralatan I/O.
Register segmen terdiri atas 4 register 16-bit, yaitu : register CS (Code Segment), DS (Data Segment), SS (Stack Segment) dan ES (Extra Segment). Penggunaan regsiter segmen ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
  • Mampu mengakses memori hingga 1 Mbyte meskipun instruksinya hanya mengijinkan operasi 16-bit.
  • Dengan menggunakan lebih dari 1 segmen kode, data dan stack memungkinkan panjang program, data dan stack lebih dari 64 Kbyte.
  • Memberi fasilitas penggunaan ruang memori yang terpisah antara program, data dan stack.
Pada gambar – 2 dibawah ini ditunjukkan pengorganisasian memori pada CPU 8088.

Sistem Pewaktu Pada CPU 8088.

Pada sistem mikroprosesor 8088, panjang 1 siklus bus ada 4 pulsa clock, yaitu : T1, T2, T3 dan T4. Bila ada sinyal tunggu panjang 1 siklus bus tersebut ditambahkan sejumlah pulsa clock yang diberi notasi Tw. Dimana Tw tersebut letaknya disisipkan diantara T3 dan T4, bila peralatan I/O atau memori kurang cepat dalam merespon perpindahan data.

Gambar – 2 : Organisasi Memori CPU 8088.

Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transceiver (USART) 8251.

Secara internal USART 8251 terdiri dari 7 blok, yang masing-masing fungsinya dapat dilihat pada gambar – 3, adalah :

  • Data Bus Buffer : menyimpan data paralel 8-bit yang akan dikeluarkan ke jalur data, maupun yang diterima dari jalur data.
  • Read/Write Logic : berfungsi untuk mengendalikan perpindahan data dan command status, sehingga memungkinkan data dapat dibaca maupun ditulis pada lokasi dan waktu yang tepat. Pada blok ini terdapat pin CS yang mengaktifkan 8251 dengan memberikan logika ‘0’. Sedangkan frekwensi CLK-nya 30 x bit rate pengiriman data.
  • Modem Control : merupakan perantara hubungan dari USART 8251 dengan Modem. Pada blok ini terdapat pin RTS yang dipakai untuk ‘handshaking’.
  • Receiver Buffer (S-P) & Receiver Control : bagian ini saling bekerja sama dalam menerima data serial. Receiver buffer akan mengubah data serial menjadi paralel agar dapat dibaca oleh CPU, sedangkan receiver control memantau status dari receiver buffer. Pada blok ini terdapat RxC, pada modus transmisi sinkron nilai baud rate-nya sama dengan frekwensinya.
SYNDET yang mempunyai dua fungsi adalah :
  • Pada mode asinkron, bila jalur input data RxD berada pada keadaan ‘0’ selama lebih dari 2 waktu karakter, pin ini akan ‘high’.
  • Pada mode sinkron, pin ini akan ‘high’ bila 8251 mendeteksi adanya karakter sinkronisasi pada deret bit data.
  • Transmitter Buffer (P-S) & Transmitter Control : bagian ini saling bekerja sama dalam mentransmisikan data serial. Transmitter buffer berfungsi menerima data dari CPU kemudian secara otomatis pada data ditambahkan bit start, bit paritas dan bit stop sesuai dengan mode word yang diberikan, sedangkan transmitter control memantau status dari transmitter buffer. Pada blok ini terdapat TxC, pada modus transmisi asinkron nilai baud rate-nya sama dengan frekwensinya.

Programmable Interval Timer (PIT) 8253.

PIT 8253 berfungsi untuk mengimplementasikan pewaktu/pencacah pada sistem mikrokomputer. Pada gambar – 4 nampak satu pin PIT 8253 terdapat tiga buah pencacah 16-bit yang saling terpisah, yang masing-masing mampu mencacah hingga frekwensi 2.6 MHz. PIT 8253 terdiri atas 4 blok yang fungsi masing-masing bagian adalah :

  • Data Bus Buffer : mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
  1. Untuk memprogram mode dari PIT 8253.
  2. Untuk memberikan nilai awal cacahan pada register pencacah.
  3. Untuk membaca nilai cacahan.
  • Read/Write Logic : berfungsi membangkitkan sinyal kontrol untuk mengendalikan seluruh operasi PIT 8253, termasuk pembacaan atau penulisan pada register pencacah.
  • Control Word Register : berisi informasi yang dikirim sistem prosesor untuk mengidentifikasi operasi PIT 8253 yang diinginkan, juga digunakan untuk memilih pencacah, mode operasi dan jenis pencacah.
  • Counter 0, 1 dan 2 : bagian ini pencacahan dilaksanakan, yang mana ketiga counter tersebut identik dan bebas satu dengan yang lainnya. Tiap-tiap pencacah dapat dioperasikan pada mode yang berlainan.

Programmable Peripheral Interface (PPI) 8255.

PPI 8255 ini melakukan fungsi interface (fungsi I/O) dalam sistem mikroprosesor. Pada gambar – 5 ini ditunjukkan diagram blok dari PPI 8255. PPI 8255 terbagi atas 3 buah port, yaitu : Port A, Port B dan Port C, juga dilengkapi pula dengan Data Bus Buffer serta Read/Write Control Logic. Fungsi dari Control Logic disini untuk menyimpan kombinasi bit yang mengkodekan mode kerja dari PPI 8255. Sedangkan input CS digunakan untuk memungkinkan pembacaan atau penulisan data dan dihubungkan dengan rangkaian dekoder untuk memilih perangkat bila dikehendaki.


Cara Kerja

Central Processing Unit (CPU) 8088

Pada mikroprosesor 8088 ini untuk bekerjanya memerlukan clock. Dimana clock tersebut dipergunakan untuk mensinkronisasi semua operasi didalam mikroprosesor. Pada perancangan ini dipergunakan IC 8284 yang memang diaplikasi pada CPU 8088. Sebagai sumber frekwensinya dipergunakan kristal 14.318 MHz. Untuk dapat bekerja secara optimum duty cycle yang diisyaratkan oleh CPU 8088 adalah 33%.

Pemrograman USART 8251.

Sebelum melaksanakan fungsinya USART 8251 harus diinisialisasi terlebih dahulu. Yang mana inisialisasi tersebut dilakukan oleh CPU 8088 dengan jalan mengirimkan control word ke alamat control register. Operasi pada USART 8251 ditentukan oleh nilai yang diberikan pada bit-bit control word. Dimana format control word dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

  1. Mode Instruction, dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
  • Mode Instruction untuk operasi Asinkron.
  • Mode Instruction untuk operasi Sinkron.
Mode ini untuk mendefinisikan karakteristik operasi secara umum USART 8251, dan hanya cukup ditulis sekali saja pada setiap kali selesai operasi reset.
  1. Command Instruction.
Pada command instruction dapat ditulis berkali-kali sesuai dengan keperluan.
Mengontrol operasi dan format mode instruction yang dipilih
Adapun urutan program dari control word dapat dilihat pada gambar – 6.

MODE INSTRUCTION

Pemrograman PIT 8253.

Untuk mengoperasikan PIT 8253, terlebih dahulu dilakukan inisialisasi. Yang mana inisialisasi dilakukan oleh CPU 8088 dengan cara mengirimkan control word ke control word register. Control word akan mendefinisikan modus kerja. pencacah, urutan pemberian nilai, urutan pembacaan dan jenis cacahan. Pada tabel – 1 terlihat format control word dari PIT 8253. Dan pada tabel – 2 menunjukkan pemiliham pencacah.

Tabel – 1 : Format Control Word PIT 8253.

D7
D6
D5
D4
D3
D2
D1
D0
SC1
SC0
RL1
RL0
M2
M1
M0
BCD

Tabel – 2 : Pemilihan Pencacah PIT 8253.

SC1
SC0
DEFINISI
0
0
Pilih Pencacah 0
0
1
Pilih Pencacah 1
1
0
Pilih Pencacah 2
1
1
Tidak boleh

Pemrograman PPI 8255.

PPI 8255 terbagi atas 3 buah port, yaitu : Port A, Port B dan Port C, dan sebuah Control Word Register yang masing-masing terdiri atas 8-bit dan dapat diatur melalui software untuk melaksanakan fungsi output dan input. Pada tebel – 3 ditunjukkan salah satu cara untuk menentukan bit control word dari PPI 8255.

Tabel – 3 : Control Word PPI 8255.

D7
D6
D5
D4
D3
D2
D1
D0
1
0
0
1
0
0
0
0

Kesimpulan

  • Sistem minimum merupakan sistem pengolah data yang sederhana karena hanya menggunakan 1 buah Mikroprosesor yang dioperasikan, sistem minimum ini bila dipadukan dengan sistem RF Transmitter dapat digunakan untuk sistem monitoring data dengan jarak jangkauan yang cukup jauh (Telemetri ).
  • Mikroprosesor 8088 mempunyai fungsi yang cukup beragam pada aplikasi-aplikasi rangkaiannya dan relatif mudah serta murah untuk direalisasikan dalam sebuah sistem yang dirancang sesuai keinginan.

Daftar Pustaka

  1. Eggebrecht, Lewis C., Interfacing to The IBM PC, Howard W. Sams & Co., Indianapolis, 1987.
  2. Hall, Douglas V., Microprocessor and Interfacing : Programming and Hardware, McGraw-Hill Book Company, Singapore, 1987.
  3. Singh, Avtar & Walter A. Triebel, The 8088 Microprocessor : Programming, Interfacing, Software, Hardware and Applications, Prentice-Hall International Inc., New Jersey, 1987.
http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek30g1.gif

belajar dasar elektronika

Lycos Search
Search: The Web Tripod
iconReport Abuse « Previous | Top 100 | Next » logo
angle graphic
share: del.icio.us | digg | reddit | furl | facebook

Silabus Mata Ujian Negara
Program Studi Teknik Elektro
Teknik Elektronika/S-1



[ MU-01 ] [ MU-02 ] [ MU-03 ] [ MU-04 ] [ MU-05 ] [ MU-06 ] [ MU-07 ]
[ MU-08 ] [ MU-09 ] [ MU-10 ] [ MU-11 ] [ MU-12 ] [ MU-13 ] [ MU-14 ] [ MU-15 ]

MU-01 Pendidikan Pancasila

  • TUJUAN :
    Mahasiswa mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, menghayati dan mengamalkan sistem kenegaraan R.I. berdasarkan UUD 1945 serta memahami usaha mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

  • MATERI :
    Pengantar filsafat umum yaitu gambaran umum tentang pengertian, sejarah, dan perbandingan sistem-sistem filsafat, ilmu pengetahuan filsafat, dan agama, cabang-cabang filsafat terutama filsafat pengetahuan, logika, etika, estetika, antropologi, dan metafisika; Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan bangsa; metodologi pembahasan Pancasila (secara deduktif dan induktif); pengertian Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan filsafat bangsa; perbandingan filsafat Pancasila dengan filsafat-filsafat negara lainnya; pengamalan Pancasila dalam kehidupan kenegaraan, kehidupan kemasyarkatan, dan kehidupan pribadi.

  • PUSTAKA :
    1. Prof. Mr. Pringgodigdo dan Kuntjoro Purbopranoto (lds). Santiaji Pancasila : Suatu Tinjauan Filosofis, Historis, dan Yuridis Konstitusional.
    2. Fauzi Dh. et. al. 1983. Pancasila Ditinjau dari Segi Historis, Yuridis Konstitusional, dan Segi Filosofis. Malang : Penerbit Universitas Brawijaya.
    3. H. M. Rasidi. Filsafat Agama.
    4. Notonegoro. Pancasila Secara Ilmiah dan Populer
    5. Notonegoro. Beberapa Hal Mengenai Filsafat Pancasila
    6. Laboratorium Pancasila IKIP Malang. Aspek-aspek Filosofis dari Pancasila
    7. Poedjawiyatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat.
    8. Soediman Kartohadiprojo. Beberapa Pikiran Pancasila.
    9. Undang-undang Dasar 1945 dan Penjelasannya.

    top

    MU-02 Dasar Teknik Elektro

  • TUJUAN :
    Memperoleh pengertian tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta metodologi pendekatan sistem dalam pemecahan masalah, dilanjutkan dengan pemahaman tentang dasar-dasar teknik elektro sebagai model.

  • MATERI :
    Perkembangan kebudayaan dan teknologi; hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan, faktor-faktor penyebab percepatan perkembangan iptek. Sistem : pengertian sistem, macam-macam sistem. Model : macam-macam model dan penggunaannya.
    Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, perumusan masalah, analisa pemecahan masalah, metoda-metoda pengambilan keputusan, optimasi.
    Pengenalan umum serta peraturan dari bidang studi pada jurusan teknik elektro, peranan ilmu-ilmu dasar untuk memahami kuliah teknik elektro, pengenalan lanjutan bidang studi dan lapangan pekerjaan teknik energi listrik, teknik elektronika, teknik telekomunikasi, teknik pengaturan, dan teknik sistem komputer.

  • PUSTAKA :
    1. 1976. Konsep Teknologi. Bandung : Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin ITB.
    2. Tim Dosen. 1988. Diktat Pengantar Elektroteknik. Bandung : Jurusan Teknik Elektro ITB.
    3. Beiser. 1981. Theory and Poblems of Basic Mathematics for Electricity and Electronics. USA : McGraw-Hill Book Co.
    4. J. Nagrath dan M. Gopal. 1982. Systems Modelling and Analysis New Delhi : Tata McGraw-Hill of India

    top

    MU-03 Kalkulus 4

  • TUJUAN :
    Mempelajari metoda-metoda kalkulus untuk menganalisis dan sintesis permasalahan yang muncul dalam teknik elektro.

  • MATERI :
    Sistem persamaan diferensial, persamaan diferensial khusus dan penyelesaiannya dengan metoda deret pangkat, fungsi orthogonal, persamaan diferensial parsial fungsi integral.

  • PUSTAKA :
    1. Kreyzig E. Advance Engineering Mathematics. John Wiley & Sons.

    top

    MU-04 Fisika 4

  • TUJUAN :
    Memahami dan mampu menggunakan fisika sebagai dasar analisis dan sintesis permasalahan di teknik elektro.

  • MATERI :
    Elektrostatis, elektrodinamis, elektromagnetik, transport phenomena untuk bahan konduktor, isolator, dan semikonduktor.

  • PUSTAKA :
    1. Sears dan Zemansky. University Physics
    2. Resnick dan Halliday. 1992. Physics Extended with Modern Physics. USA : John Wiley & Sons
    3. Ali Omar. Elementary Solid State Physics : Principles and Applications USA : Addison Wesley Publication Co.

    top

    MU-05 Dasar Konversi Energi Listrik

  • TUJUAN :
    Mengenal berbagai bentuk energi dan permasalahannya. mempelajari metoda konversi energi khususnya konversi energi listrik. Mempelajari dan memahami elemen-elemen dalam konversi energi listrik (generator, motor, dan transformator).

  • MATERI :
    Energi dan permasalahannya : dunia dan Indonesia; sumber-sumber energi dan peluang pemanfaatannya; metoda konversi energi listrik; elemen-elemen konversi energi listrik : generator, motor, dan transformator.

  • PUSTAKA :
    1. Sulaiman. Energi dan Permasalahannya
    2. Suhal. Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya
    3. Abdul Kadir. Energi

    top

    MU-06 Dasar Sistem Kontrol

  • TUJUAN :
    Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengenal konsep-konsep dasar sistem pengaturan, membuat model matematik dan menganalisisnya.

  • MATERI :
    Pengertian dasar sistem pengaturan, sistem pengaturan loop terbuka dan tertutup, pemodelan sistem dinamik dan diagram blok, komponen-komponen sistem pengaturan (sensor dan transduser, signal conditoning, controller P, controller PD, controller PI, controller PID, aktuator); karakteristik sistem (orde 1, orde 2, dan orde tinggi); aplikasi sistem pengaturan (untuk pengaturan posisi, ppengaturan kecepatan, pengaturan proses industri); pengenalan state space.

  • PUSTAKA :
    1. Ogata, Katsuhiko. 1990. Modern Control Engineering. Prentice-Hall.
    2. Jacob, J.M. 1989. Industrial Control Electronics : Application and Design. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall.
    3. Gayakwad, R. dan L. Sokolof. 1989. Analog and Digital Control System. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall International.
    4. Maloney, T.J. 1986. Industrial Solid-State Electronics : Devices and System. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall, Inc.

    top

    MU-07 Sistem Instrumentasi Elektronika

  • TUJUAN :
    Memberikan ilmu dan karakteristik serta unjuk kerja sistem instrumentasi elektronika.

  • MATERI :
    Karakteristik dan unjuk kerja sistem instrumentasi, alat ukur, sistem elektromekanik, sensor, sistem akuisisi data, pengkondisi sinyal, akuisisi, kecepatan tinggi, aplikasi di berbagai bidang.

  • PUSTAKA :
    1. Rangan. 1993. Instrumentation Devices and Systems. McGraw-Hill.
    2. Ramakant Gayakwad dan Leonard Sokoloff. Analog and Digital Systems. Prentice-Hall, Inc.

    top

    MU-08 Perancangan Sistem Digital

  • TUJUAN :
    Mampu melakukan analisis dan sintesis digital.

  • MATERI :
    Prosedur algorithmic state machine perancangan sequensial asynchronous; state asignment and reduction, hazard, and stability, penjabaran rangkaian sekuensial kembali ke transition state.

  • PUSTAKA :
    1. Moris Mano. 1993. Digital Design. Edisi Kedua. Prentice-Hall.
    2. Dietmeyer. 1988. Logic Design of Digital Systems. Allya Bacon.

    top

    MU-09 Teknologi Rangkaian Terintegrasi

  • TUJUAN :
    Mendalami teknollogi proses pembuatan rangkaian terintegrasi.

  • MATERI :
    Proses pembuatan rangkaian terintegrasi; fotolitogarfi, oksidasi, difusi, implantasi ion, CVD, evaporasi, cara etsa; pembuatan mask, tata letak, dan aturan perancangan; simulasi perancangan dan pembuatan dengan komputer.

  • PUSTAKA :
    1. Sze. 1985. VLSI Technology. McGraw-Hill.
    2. Arthur B. Glaser dan Gereald E. Subak-Sharpe. Integrated Circuit Engineering : Design, Fabrication, and Application.

    top

    MU-10 Devais Mikroelektronika

  • TUJUAN :
    Memahami sifat-sifat serta karakteristik bahan semikonduktor ditinjau dari segi fisika dan aplikasinya dalam komponen elektronika.

  • MATERI :
    Sifar fisika dan elektronika bahan semikonduktor seperti komponen bipolar, unipolar, dan komponen untuk frekuensi tinggi, transduser, peraga semikonduktor, serta generator laser, perancangan komponen elektronika, persoalan rangkaian pembangkit sinyal, dan rangkaian switch.

  • PUSTAKA :
    1. Sze. 1981. Physics ot Semiconductor Devices. John Wiley & Sons, Inc.
    2. Rajendra P. Navati. Semiconductor Devices. Intext Education Pulishers.

    top

    MU-11 Perancangan Sistem Elektronika

  • TUJUAN :
    Meberikan pengetahuan mengenai pemodelan dan metodologi sintesis sistem elektronika.

  • MATERI :
    Pemodelan sistem digital dengan menggunakan VHDL/Verilog, konsep dasar pemodelan digital dengan menggunakan hardware description language, spesifikasi diskripsi struktural, behavioral, dan data flow. Design entities, files dan libraries, processes, sequential statement types, clock dan register finite state machines, metodologi algoritma sistem, dan optimasi perancangan.

  • PUSTAKA :
    1. Zainalabedin Navali. 1993. VHDL Analysis and Modelling of Digital System. McGraw-Hill.
    2. Douglas L. Perry. 1991. VHDL. McGraw-Hill.
    3. Douglas. 1996. Pace Maker
    4. Quran Logic.
    5. CM-SDK

    top

    MU-12 Sistem Mikroprosesor

  • TUJUAN :
    Memahami sistem perancangan mikroprosesor

  • MATERI :
    Perkembangan elektronika SSI sampai VLSI, perbandingan tipe mikroprosesor dari arsitektur perangkat keras dan sifat-sifatnya, interface mikroprosesor, ROM/EPROM, dan RAM statis atau dinamis, I/O port dan peripheral, perancangan sistem minimum mikroprosesor.

  • PUSTAKA :
    1. 1991. The Intel Microprocessor 8086/8088, 80186, 80286, 80386, and 80486 Architecture : Programming and Interfacing. Mcmillan Publishing Company.
    2. James W. Coffron. 1987. Practice Hardware Details for 8080, 8085, Z80, and 680 Microprocessor Systems
    3. D.V. Hall. Microprocessor Interfacing, Programming, and Hardware. McGraw-Hill.
    4. Data Book : SSI sampai VLSI.

    top

    MU-13 Elektronika Analog

  • TUJUAN :
    Memahami perancangan rangkaian elektronik analog

  • MATERI :
    Analisis dan sintesis berbagai rangkaian elektronik analog diskrit dan terintegrasi, penguat frekuensi tinggi, penguat daya, penguat dengan umpan balik negatif, osilator, MOS sebagai saklar elektronik.

  • PUSTAKA :
    1. J. Michawl Jacob. 1993. Application and Design with Analog Integral Circuits. Edisi Kedua. Prentice-Hall, Inc.
    2. David E. Johnson dan Andjaya Kumar. Operational Amplifier Circuit Design and Application.
    3. Ralph S. Carson. 1982. High Frequency Amplifier. Edisi Kedua. John Wiley & Sons.
    4. ICAP & CM-Sdk Ver. 7.6

    top

    MU-14 Elektronika Digital

  • TUJUAN :
    Mengenal terminologi biner, karakteristik dan metodologi perancangan kompenen digital.

  • MATERI :
    Terminologi sistem biner, karakteristik dan fungsi logika dari gerbang digital, interkoneksi antar kompoonen, metodologi perancangan kombinasional dan sekuensial

  • PUSTAKA :
    1. Frederic J. Mowle. 1976. A Systematic Approach to Digital Logic Design. Addison Wesley.
    2. Cavanagh. 1985. Computer Arithmatic Design and Implementer. McGraw-Hill.

    top

    MU-15 Arsitektur Sistem Komputer

  • TUJUAN :
    Memahami konsep dasar komputer, mengerti urutan dan pengendalian frekuensi suatu instruksi, serta memahami karakteristik dan hubungan antar komponen komputer.

  • MATERI :
    Struktur komputer, komponen pembentuk komputer, modus pengamatan, himpunan instruksi untuk berbagai acara mesin, organisasi CPU, cara mengeksekusi instruksi secara lengkap, urutan sinyal pengendali dan cara pembangkitannya, pengendali perangkat keras dan pengendali perangkat lunak, prosesor arithmatik, fast adder, multiplier, divider, organisasi input/output, sinkronisasi, interupsi, DMA, channel, organisasi memori, cache, interleaving, virtual memory.

  • PUSTAKA :
    1. John P. Hayes. 1989. Computer Architecture and Organization. Edisi Kedua. McGraw-Hill.
    2. Tanenbaum. Structured Computer Organization. Prentice-Hall

    top


  • mencoba memahami jaringan



    Array Sectoral 17 dBi 120°


    Antenna Sectoral ini memiliki Gain 17 dBi dengan polarisasi Vertikal. Sangat cocok digunakan untuk berbagai macam aplikasi seperti WISP, Rt-Rw Net, Hotspot, dll yang bekerja pada frekwensi 2,3 GHz.
    Kompatibel dengan berbagai macam Wireless 2,3 Ghz baik type B,G, maupun N.

    APLIKASI PENGGUNAAN :

    • Applications: 2.3 GHz ISM Band
    • IEEE 802.11b, 802.11g, 802.11n Wireless LAN
    • Bluetooth®
    • Public Wireless Hotspot
    • WiFi
    • Wireless Video Systems
    • Multipoint Applications
    FEATURE:
    • Superior performance
    • All weather operation
    • Integral N-Female connector

    Spesifikasi OS1723-12:

    Spesifikasi OS1724-90:
    Frequency : 2300-2400 MHz
    Gain : 17 dBi
    Polarization : Vertical
    Vertical Beam Width : +/- 6.5°
    Horizontal Beam Width : 120°
    Impedance : 50 Ohm
    Max. Input Power : 100 Watts
    VSWR : <>
    Connector : N-Female
    Weight : 2.7 kg
    Length : 108 Cm

    Sectoral Waveguide 17 dBi 120°





    Antennna sectoral ini menggunakan system Waveguide sistem yang biasa digunakan pada Radio Microwave, yaitu pemampatan signal dalam sebuah tabung dan dikeluarkan melalui slot-slotnya, sehingggi memiliki tingkat efisiensi yang sangat tinggi dan mampu menghasilkan signal yang sangat bagus.

    Antenna Sectoral Waveguide ini memiliki sudut 120° dengan polarisasi horizontal. Jadi untuk bisa mengcover 360°, diperlukan 3 buah antenna.

    Sangat cocok digunakan untuk antenna Aksespoint, Hotspot, Rt-Rw Net anda dengan jangkauan yang lebih jauh pada daerah dengan tingkat interfensi tinggi dan untuk digunakan didalam Gedung atau ruangan karena signal mampu dan lebih kuat untuk menembus dinding gedung.

    Untuk apliksi WISP antenna Wifi ini mampu hingga jangkauan 8,5 km, sedangkan untuk apliikasi Hotspot mampu hingga jangkauan 1 km lebih diakses dengan notebook tanpa antenna.

    APLIKASI PENGGUNAAN :

    • Applications: 2.3 GHz ISM Band
    • IEEE 802.11b, 802.11g, 802.11n Wireless LAN
    • Bluetooth®
    • Public Wireless Hotspot
    • WiFi
    • Wireless Video Systems
    • Multipoint Applications

    Spesifikasi SW1724:

    • Frekwensi : 2.3-2.4 GHz
    • Gain : 17 dBi
    • Polarisasi : Horizontal
    • Aplication : Outdoor Long directional Connection
    • Beam width : 30*H, 25*V
    • VSWR : <1.24>
    • Impedance : 50 Ohm
    • Dimension :147 X 10 X 4,6 Cm
    • Berat : 2,5 Kg
    • Connector : N Female

    Isi Paket:

    • Device Antenna
    • Bracket Antenna
    • DataSheet Antenna

    antena

    Omni Slotted Antenna ini merupakan salah satu antenna omnidirectional untuk memancarkan signal Wireless Lan 2,3 GHz baik type B atau G kesegala arah dengan polarisasi horizontal. Memiliki kemampuan yang sangat bagus dan mampu meningkatkan jangkauan yang lebih jauh.
    Karena kehandalannya, maka antenna ini sangat cocok digunakan untuk antenna WISP, maupun antenna Rt-Rw Net anda.

    Antenna Omni Slotted ini memiliki Performa yang bagus dengan polarisasi horizontal.

    Sangat cocok digunakan untuk antenna Aksespoint, Hotspot, atau Rt-Rw Net anda pada daerah dengan tingkat interfensi tunggi dan coverage area yang luas.

    INFO PENGGUNA :
    Informasi terakhir dengan tinggi antenna 40 meter, antenna ini bisa diakses hingga jarak 7,5 Km dan didapatkan RSSI -77 dbm.
    Hasil tersebut masih sangat bagus, karena rata-rata Receive Sensitivity Wireless Lan adalah -88 dbm.

    APLIKASI PENGGUNAAN :

    • Applications: 2.3 GHz ISM Band
    • IEEE 802.11b, 802.11g, 802.11n Wireless LAN
    • Bluetooth®
    • Public Wireless Hotspot
    • WiFi
    • Wireless Video Systems
    • Multipoint Applications

    Spesifikasi GAT1723OS :

    • Frekwensi : 2.3-2.4 GHz
    • Azimuth : 360 Degree
    • Gain : 17 dBi
    • Polarisasi : Horizontal
    • Aplication : Outdoor Long directional Connection
    • Beam width : 30*H, 25*V
    • VSWR : <1.24
    • Impedance : 50 Ohm
    • Dimension :147 Cm x 10 Cm x 4,6 Cm
    • Berat : 2,5 Kg
    • Connector : N TYPE Female

    Isi Paket:

    • Device Antenna
    • Bracket Antenna
    • DataSheet Antenna

    Kesimpulan:
    Seandainya anda tahu kualitas dan hasil daripada jenis antenna ini, saya sangat yakin pasti anda akan memilihnya.
    Anda bisa menggunakannya untuk BTS-BTS WISP ataupun BTS RT-RW NET anda.
    Kami sendiri selalu menggunakannya untuk BTS-BTS kami dan hasil yang kami dapat sangat memuaskan.

    Antenna ini telah banyak digunakan oleh ICT-ICT dan Provider-provider di tanah air, dan bahkan awal tahun 2007 kami juga suplay ICT Sumatera Barat sebanyak 48 pcs untuk dipasang di 6 kabupaten SumBar.
    Bahkan Klien kami di Jakarta sempat memasarkannya diCommunicAsia 2007 Singapura 19 - 22 Juni 2007.

    Pemasangan:
    Pemasangan antenna ini relatif mudah, seperti pemasangan antenna yang lain. Hanya saja karena antenna ini memiliki polarisasi Horizontal, maka antenna klien pun harus dipasang secara horizontal pula seperti gambar dibawah.


    Hi-Gain 15 dBi Omnidirectional





    Antenna ini merupakan produk unggulan OEM kami, terbuat dari tembaga pilihan dengan pelapis perak, sehingga memiliki performa yang bagus.
    Bisa digunakan untk berbagai macam aplikasi seperti: antenna aksespoint, hotspot, maupun antenna Rt-Rw Net anda.
    Kompatible dengan berbagai macam Type WLAN, baik Type B/G yang bekerja pada frekwensi 2,3 Ghz.

    APLIKASI PENGGUNAAN :
    • Applications: 2.4 GHz ISM Band
    • IEEE 802.11b, 802.11g, 802.11n Wireless LAN
    • Bluetooth®
    • Public Wireless Hotspot
    • WiFi
    • Wireless Video Systems
    • Multipoint Applications
    FEATURE:
    • Superior performance
    • All weather operation
    • Integral N-Female connector

    Spesifikasi OM1523:

    Spesifikasi OM1523:
    Frequency : 2300-2400 MHz
    Gain : 15 dBi
    Polarization : Vertical
    Vertical Beam Width : 8°
    Horizontal Beam Width : 360°
    Impedance : 50 Ohm
    Max. Input Power : 100 Watts
    VSWR : <>
    Connector : N-Female
    Weight : 3.8 lbs (1.8kg)
    Length : 110 Cm


    Penggunaan :

    Rt-Rw Net